>

Tuesday, April 23

Hikayat Kemanusiaan.



Sendirian di sebuah taman,
ditemani kanak-kanak penuh keriangan,
hati ini terdetik, mungkin mereka belum faham erti kehidupan,
membawa diri jauh ke tepian, hingga aku merasakan satu kesepian,
menanti seorang teman tetapi dibalas dengan kekecewaan,
mencari teman perjuangan di akhirnya aku ditinggalkan.

Mana pergi janji manis yang ditabur dulu?
Mana ketawa yang diberikan dahulu?
Akhirnya, aku tetap aku,
dalam dilema mainan mindaku.

Mana Dia saat aku dalam kesusahan,
mana Dia saat aku rasa ditinggalkan,
mana Dia saat aku telah keseorangan.

Pasrahnya seorang diri, disalahkan pula pada yang pernah memiliki.

Saat diri sudah ditawan makhluk yang dikeji,
itu tandanya perjuanganku cukup di sini,
ingin akhiri segalanya di sini,

Belum sempat aku mengakhiri,
hadir pula si kecil yang berlari,
datang dia mengenggam jari, hati luka bertaut kembali,
dia memberikan belon kecil yang tersemat di jari,

dengan telunjuk dia seakan memberi petunjuk.

Matahari petang bakal diganti dengan bulan,
bila masa aku sudah tertawan,
aku menyoal siapa namamu wahai si manis rupawan,
dengan tersenyum tapi air mataku bercucuran,

seorang yang bisu tapi masih setia dengan kehidupan,
walau tidak tahu apa erti dugaan, apa makna kekhilafan,
tapi si kecil ini masih mampu mengukir senyuman.
walau hidup tanpa kesempurnaan,

lalu, aku duduk termenung dengan suatu pemikiran,
mungkin ini suatu ketentuan, mungkin ini satu pertolongan,

daripada satu kuasa agung yang aku gelar sebagai Tuhan.

No comments:

Copyright © 2010 |Learntobetheperfectsecretadmirer .blogspot | All Righted Reserved