>

Monday, October 7

Antara cinta dan air mata.


Pernah tak diri sudah dimiliki,
tapi masih rasa sendiri?
Berdua,
tapi tetap merasa sunyi?

Hanya lagu yang menemani,
hanya lirik yang memahami.

Ada masa ingin ruang luahan hati,
perlu tempat luahan seni.
Ramai tak tahu juga tak mengerti,
  tak cuba meminta untuk difahami.

Ada cinta dengan drama,
penuh pula dengan sandiwara,
biar jujur dalam berkata,
biar janji terus dikota.

Ibarat Republik dalam lagunya,
" jujurlah sayang aku tak mengapa,
biar semua jelas tak berbeda. "

Pedih hati senyum di muka,
patahnya hati diisi kecewa,
inginkan setia,
diberinya duka.

Kata D'Bagindas,
" luka-luka yang ku rasakan,
bertubi-tubi tubi  yang kau berikan,
cintaku bertepuk sebelah tangan,
tapi aku balas senyum keindahan. "

Sudah terluka hati pun sengsara,
mengejar dirinya lontarkan kata,
kasih kembali semula,
bersama dakapi bahagia.

Bak nyanyian Pria Band,
 " kasih jangan jangan jangan jangan kau pergi,
jangan pernah meninggalkan aku sendiri,
aku tak bisa, bila kau pergi. "

Hingga satu masa,
kau pergi jua.
Berlalu tanpa kata,
tinggalkan diri dengan air mata.

Tegas Najwa dan I Am Neeta,
" Kau pergi jua dari hidupku,
kini sendiri di hari-hariku. "

Antara cinta dan air mata,
kita yang memilihnya,
jika ada yang buat bahagia,
mengapa memilih untuk terus merana?

Masa tak mampu dibeli,
cinta masih mampu dimiliki.
Mengapa masih setia pada yang tak hargai,
bila ada yang sedia menanti?

Mengapa membazir masa pada cinta yang tak mampu dipunyai?

Siapa tahu penghujungnya nanti,
dengan Dia kasih yang baru,
hari-hari hanya senyuman terukir di pipi.

Barukah percaya pada susunan Ilahi?



Kita cuba hidup dengan memilih senyuman manis,
atau air mata yang menitis.

Ada masa,
manusia cuba bernafas dalam kapas,
sesak sekali dalam bernafas.

Mungkin kita lupa,
kuatnya manusia punyai batas.









No comments:

Copyright © 2010 |Learntobetheperfectsecretadmirer .blogspot | All Righted Reserved